Moral dan Budaya yang dibudayakan dikalangan remaja

Malam JEBLOGERS.

Nggak tau kenapa UJIB tergerak aja buat bikin nih posting. Tadi abis jalan - jalan dari Cerita Hujan, kebetulan Si Empunya blog lagi bikin posting tentang Moral dan Budaya. Usut punya Usut ternyata sekarang ada Kolaborasi Posting yang diadakan oleh TRIMATRA. Nah disitu dibilang kalo hari ini bakal diadakan Kolaborasi Posting yang bertema Moral dan Budaya. Disana UJIB lihat udah cukup banyak yang ikut berpartisipasi, ini tulisan Ujib mudah -mudahan bisa diterima.

Mempermasalahkan moral dan budaya remaja, mungkin tiap saat takkan ada habisnya. Seorang remaja merupakan fenomena tersendiri dalam kehidupan bermasyarakat. Remaja mempunyai permasalahan yang cukup kompleks. Mengapa demikian? Karena hal tersebut memang sangat dekat dan nyata dalam kehidupan bersosialisasi. Banyak yang mengatakan jika remaja itu emosinya masih labil. Memang betul demikian. Dalam realita kehidupan banyak sekali perilaku menyimpang yang dilakukan oleh remaja. Walaupun tak semua remaja yang melakukan hal menyimpang banyak juga remaja memiliki reputasi baik bahkan ada yang memiliki prestasi yang luar biasa baik ditingkat nasional maupun internasional.
Saya sebagai seorang remaja sangat mengenal bagaimana kehidupan remaja walaupun tidak secara keseluruhan. Para remaja sudah terbawa arus modernisasi sehingga sering tak mengenal lagi budaya atau bahasa kasarnya sudah melupakan budayanya sendiri.
Sangat erat hubungannya dengan moral seolah tak dipedulikan lagi oleh remaja. Para remaja sudah terbuai dengan arus globalisasi yang membuat mereka membudayakan budaya yang bisa kita anggap sebagai budaya yang tidak patut kita contoh, seperti perbuatan menyimpang (narkoba, seks bebas, pencurian, perampokan dll.). Itu semua karena moral remaja yang sudah terlalu banyak dijamah oleh hal hal yang bersifat tidak pasti. Rasa penasaran yang berlebihan seringkali menimbulkan keinginan – keinginan instan. Maunya enak tapi tak ada usaha. Kerusakan moral ini bisa disebabkan oleh berbagai macam faktor baik internal maupun eksternal.
Mungkin untuk contoh khusus saya akan pergaulan remaja masa kini. Saya yang masih berstatus sebagai seorang pelajar SMA kelas 3 yang berharap bisa menyelesaikan studi yang akan menentukan bagaimana “nasib” saya untuk masa depan, saya mohon do’anya dari JEBLOGERS semua supaya saya bisa menyelesaikan studi saya selama satu tahun kedepan dengan hasil yang saya harapkan. Kembali lagi ke topik, saya sangat merasakan bagaimana kehidupan remaja itu sendiri. Ada yang “terkurung” dalam kegemilangan prestasi, ada yang biasa – biasa saja, ataupun “terkunci” dalam ketidakpastian.
Bagi mereka yang memiliki prestasi yang luar biasa memang awalnya sudah terbiasa dengan percaya diri dan dukungan dari berbagai pihak. Sekali berprestasi mendapat dukungan yang luar biasa, tidak berprestasi juga tetap mendapat dukungan, sehingga akan memotivasi si remaja untuk selalu berusaha mengukir prestasi. Tapi tekanan juga kadangkala akan membuat seorang remaja pada awalnya akan merasa “terpaksa” untuk berbuat suatu hal yang dapat membuat seolah dirinya lebih dihargai dan membuat tekanan tersebut semakin lama semakin pudar.
Lain halnya dengan remaja yang hanya biasa – biasa saja dia seolah tidak memikirkan bagaimana kehidupannya sekarang dan dimasa yang akan datang tapi sebenarnya dala hati dia memang sangat merasakan dia tidak ada apa – apanya dengan yang lain.
Yang terakhir remaja yang “terkunci” dalam ketidakpastian. Remaja inilah yang memiliki tekanan yang paling berat . Disini mereka sangatlah bebas, kurang bahkan tidak mendapat dukungan dari pihak yang sangat diharapkan. Dari mereka itu biasanya mendapatkan pengalaman dari teman – teman sebaya. Ada pepatah mengatakan “Jika bekerja sebagai petani bunga, setidaknya akan menempel keharuman bunga. Jika bekerja sebagai peternak sapi akan menempel pula bau sapi.” Begitu pula dengan pergaulan. Jika bergaul dengan orang – orang baik setidaknya akan menempel kebaikan pada diri kita, jika bergaul dengan orang – orang yang sama “terperangkap” niscaya akan tertinggal perangkap itu akan memperangkapi kita juga.
Bukannya mau membuka “coki” teman saya, namun dari penilaian saya terhadap teman – teman disekitar, moral memang memegang peran penting dalam berbudaya dan sebaliknya bagi remaja. Moral seseorang akan mencerminkan bagaimana budaya yang dimilikinya, dan budaya akan membentuk moral seseorang. Saya contohkan sedikit, banyak teman saya yang awalnya cukup kurang dekat dengan kegiatan yang bersifat religius. Tapi karena ada beberapa teman termasuk saya yang cukup berpengaruh (bukan ingin menyombongkan atau membanggakan diri) sehingga teman – teman saya menjadi terbawa walaupun sedikit. Hal lain diperlihatkan saat saya memulai pergaulan yang baru dimana sebelumnya mereka bisa dibilang cukup kurang mendapat asupan religius, namun saat ini teman yang memiliki pengaruh minoritas sehingga nuansa religiusnya terasa kurang. Walaupun hal mayor atau minor belum bisa menjadi patokan 100%, tetapi sudah bisa membuktikan bahwa moral akan dipengaruhi oleh faktor pergaulan remaja.
Maka sebagai apapun dan siapapun kita hendaknya sama – sama berupaya membangun moralitas yang berkualitas dimulai dari dini. Sedini mungkin kalau bisa. Sekian postingan dari saya, mudah – mudahan bisa kita ambil saja pelajarannya.
Keep spirit and blogging with Istiqamah...!!!

Komentar sangat diterima...

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...