Inilah Lima Kekerasan terhadap Jurnalis

The Indonesian Human Rights Monitor, Imparsial, mencatat setidaknya ada lima kasus kekerasan terhadap jurnalis di Papua sepanjang tahun 2010. Jumlah tersebut diperkirakan akan bertambah hingga akhir tahun ini.

Direktur Eksekutif Imparsial Poengky Indarti, Jumat (22/10/2010) di Jakarta, mengutip data Aliansi Jurnalis Indonesia (AJI) tahun 2010, menyatakan, kasus kekerasan terhadap jurnalis di Papua dimulai dari pemanggilan Kepolisian Daearh Papua terhadap Lucky Ireeuw, Pemimpin Redaksi Cenderawasih Pos pada pertengahan Agustus 2010.

Saat itu, Cenderawasih Pos memberitakan pernyataan Ketua Persatuan Gereja Baptis Indonesia Papua Sofyan Socrates Yoman bahwa aparat TNI harus bertanggung jawab terhadap berbagai macam peristiwa kekerasan yang terjadi di Puncak Jaya.

Berlanjut pada upaya intimidasi ajudan Bupati Biak terhadap Opin Tanati, wartawati KBR 68H di kota yang terletak di Teluk Cenderawasih itu. Kemudian, meninggalnya jurnalis Merauke TV dan Tabloid JUBI, Ardiansyah Matrais, yang dibunuh pada akhir Juli 2010 di Merauke, sementara beberapa jurnalis lainnya, antara lain Lidya Salma Achnazyah (Bintang Papua), Agus Batbual (Suara Perempuan Papua), Idri Qurani Jamillah (Tabloid JUBI), dan Julius Sulo (Cendrawasih Pos) mendapat ancaman menjelang pelaksanaan pemilihan umum kepala daerah di kota terujung timur Indonesia ini.

Terakhir, Musa Kondorura, kontributor KBR 68H dan reporter Radio Sasar Wondama di Wasior, telah dianiaya oleh dua anggota Badan Intelijen Negara (BIN) yang selama ini bertugas di Kabupaten Teluk Wondama bernama Luki dan Hendra pada akhir Agustus 2010. Penganiayaan itu diduga karena kesalahpahaman.

[sumber: http://nasional.kompas.com/read/2010/10/23/06300659/Inilah.Lima.Kekerasan.terhadap.Jurnalis]

No comments:

Post a Comment

Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...